Jumat, 08 Mei 2015

- Jika memang cinta itu indah, lalu mengapa penyair menuangkan kesedihan cinta dalam sebagian sajak nya,.

Minggu, 01 Februari 2015

Jemari Sajak

- Kupu-kupu cantik, mengitari taman pagi dengan sayap yang lentik, mengajarkan bahagia yang sederhana, tanpa lupa Tuhannya. @mhd_aqil99
- Tidak inginkah kau berlari kecil, menikmati rintik daun yang mengiring senyuman surya, pertanda musim panas telah tiba. @mhd_aqil99
- Menjadi penyair bukan sekedar ahli dalam merangkai kata, tapi harus menghayati nya @mhd_aqil99

Minggu, 25 Januari 2015

Sajak Perkopian

- Seperti sampah; kau merdekakan aku terbawa angin. Suatu saat; kau luangkan waktu mencariku, selamatkan masa depan yang kau cita. (Mhd. Aqil)
- Siang menjelma menjadi senja, tersela banyak kenangan. Menyerupai lautan yang hampa, seakan haus pertemuan. (Mhd. Aqil)
- Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, seribu tahun lagi, seribu tahun setelahnya. (Mhd. Aqil)
- Cinta adalah rumah bagi doa, menjaga dan menyelamatkan semua yang digugurkan masa. (Mhd. Aqil)
-  Hidup adalah perjalanan melewati ladang penuh ranjau. maka tapaki jejakku, sayang, andai terpijak, kakiku patah duluan. (Mhd. Aqil)
-  Seluruh pencarianku, berakhir di satu titik; dermagamu. (Mhd. Aqil)
- Di tengah sunyi, di riuh bunyi, kucintai engkau, tanpa sembunyi. (Mhd. Aqil)
- Terpujilah bibirmu, yang manipis di kening ku. (Mhd. Aqil)
- Apa yang tersembunyi di balik sepi, adalah perasaan-perasaan yang tak utuh: semisal, rindu yang tak tersentuh. (Mhd. Aqil)
- Aku terlalu gugup, belum mampu membedakan perasaan luka atau bahagia. Aku hanya tahu kau sebagai alasannya.  (Mhd. Aqil)
- Rindu seringkali tak berperasaan, berjatuhan setelah perpisahan.  (Mhd. Aqil)
-  Buatkan aku puisi dari perasaanmu yang benci. Biar kubaca berkali-kali sampai kau sadar bahwa aku tetap mencintai.  (Mhd. Aqil)
- Sebab, mencintaimu adalah ibadah bagi kesedihanku. Menjalankan rindu lima waktu.  (Mhd. Aqil)
- Hujan kecil didalam kepalaku cukup untuk membuatku kewalahan, sebab tiap rintiknya, menyebutkan namamu.  (Mhd. Aqil)
- Cintamu adalah alamat yang tak tertera dalam peta. Dalam khusyuk doa, aku menemukannya.  (Mhd. Aqil)
- Menetaplah di puisiku, koyaklah semaumu. Aku tetap kata yang takkan lelah menuliskan cinta. (Mhd. Aqil)

Museum Sajak

- Setelah berpelukan, kita lalu memilih cara terbaik membahagiakan kehilangan yang kerap disamarkan ciuman (Mhd. Aqil)
- Untuk membuat hal simpel sekalipun, kita juga membutuhkan kerumitan. (Mhd. Aqil)
- Pada akhirnya kepemimpinan akan menyoal tentang keteladanan. (Mhd. Aqil)
- Perkaranya tetap sama, cara melupa yang tak terluka. (Mhd. Aqil)
- Terik matahari seakan menjalar ke tulangku, berharap sesuatu yang mampu mendinginkan nya. (Mhd. Aqil)
- Haru bumi lewat hujan lalu munculnya keindahan sang pelangi Mengisyaratkan sebuah pesan. Pasti adanya kebahagiaan stelah kesedihan. (Mhd. Aqil)
- Cinta bukan perkara pasir yang digenggam sampai tiris, namun perjuangan hingga akhir sampai berujung manis. (Mhd. Aqil)
- Dalam kepalaku, tumbuh anak-anak rindu yang lugu. Mencoba bangkit, dari luka yang menggigit. (Mhd. Aqil)
- Di kedai kopi, Tuhan enggan kuajak ngopi, dan lagi, di secangkir sunyi ini; pedih pahit nyeri kesedihan kutelan sendiri. (Mhd. Aqil)
- Karena di banyak perihal, harusnya kita terbiasa melihat ke bawah, meski pada dasarnya kita tak pernah di atas. (Mhd. Aqil)
- Aku akan menjagamu dalam ingatan, meski mungkin ragamu hanya bisa ku pandang, dari kejauhan. (Mhd. Aqil)
- Hujan menyetubuhi bumi jatuhnya sembunyi-sembunyi. Lalu kau pindahkan derasnya ke dalam hati. (Mhd. Aqil)
- Cinta adalah bagaimana kau berbagi, bagaimana memahami, bagaimana memelihara rasa itu tetap tumbuh tanpa harus menjadi belati. (Mhd. Aqil)
- Pada puisi; kata kata menjadi cinta, namun hati tersimpan luka, terkekang kenangan bahagia. (Mhd. Aqil)
- Kedua telapak tangan ini menjadi saksi nyata; seberapa banyak air mata yang berjatuhan menyertai namaMu didalam do'a ku. (Mhd. Aqil)
-  Mulut ini tak lagi bisu, tangan ini tak lagi kaku, hati ini tak lagi risau. Tuk memanjatkan do'a masa depan bersamamu. (Mhd. Aqil)
-  Para penguasa tak punya rasa etika, kemiskinan menjadi angka rata, rakyat jelata meratap kesedihan, harap korupsi dipenjarakan. (Mhd. Aqil)

Minggu, 11 Januari 2015

Sajak Lama

- Jika aku harus memilih untuk bernafas atau mencintaimu, maka akan kugunakan nafas terakhir ku untuk mengatakan "Aku mencintai mu",. (Mhd. Aqil)
- Inilah demokrasi dalam Sajak, satu kata tertusuk pedang, ribuan mata menanggung luka,. (Mhd. Aqil)
- Lagipula dalam sajak yang sentimentil, hanya ada satu dalil, "Biarkan akal yang angker itu mencibir" (Mhd. Aqil)
- Setidaknya kau masih berada di kepalaku meskipun pada bagian yang akan kulupakan,. (Mhd. Aqil)
- Bisikan rindu paling merdu ada pada sebuah kecupan, bukan pada ucapan,. (Mhd. Aqil)
- Kita inginkan lupa, sementara kenangan terus memanjangkan usia,. (Mhd. Aqil)
- Pengamen tua itu terus menyanyikan lagu pop melankoli, hari demi hari, hati demi hati, "Senandung di pagi nak" cetusnya,. (Mhd. Aqil)
- Waktu merenggut mu, bahkan sebelum jarak sempat saling bertemu,. (Mhd. Aqil)
- Ku eja tanpa kata, ku genggam bagai sebutir permata, ku simpan sajakku diantara untaian doa,. (Mhd. Aqil)

Jumat, 09 Januari 2015

Kehidupan

Batuphat, Lhokseumawe
Agustus 2010
(Mhd. Aqil)

Hidup Manusia kita andaikan seperti sebuah buku tulis,.
Buku tulis yg kosong,.
Sampul depan menjadi tanggal lahir,.
Sementara sampul belakang menjadi tgl kematian,.
Tiap lembarannya merupakan hari2 dalam hidup insan,.
Ada buku yg tebal,.
Adapula buku yg tipis,.
Seburuk apapun halaman sebelumnya,.
Selalu tersedia halaman berikutnya dalam lembar baru,.
Sama halnya dgn hidup kita,.
Seburuk apapun kemarin,.
Allah selalu menyediakan hari yg baru,.
Kesempatan yg baru utk bisa melakukan sesuatu yg direncanakan,.
Memperbaiki kesalahan,.
Melanjutkan alur cerita yg sudah di tetapkannya,.
Kini, kita berjuang mengisi lembar demi lembar kehidupan,.
Bertangkai tawakkal,.
berdaun ikhtiar,.
berbuah doa,.

Karena Berjuang tak Sebercanda Itu

Darussalam, Banda Aceh
16 November 2014
14.06 wib
(Mhd. Aqil)

Waktu begitu cepat berjalan dan kita tak akan pernah tahu akan hal apa yang akan terjadi esok hari. Namun kata orang-orang bijak bahwa suatu saat nanti kita akan digantikan oleh orang-orang lain. Lantas apakah kamu sudah siap untuk digantikan oleh oleh orang lain?

Mau tidak mau kamu pasti menjawab iya. Karena pada dasarnya ketika kamu menjawab tidak pun kamu akan tetap digantikan oleh orang lain. Masa depan akan tetap menjadi masa depan, tapi saat ini di masa depan akan menjadi masa lalu.

Delapan puluh empat tahun yang lalu pemuda Indonesia telah melakukan ikrar. Sekarang lebih dikenal dengan sumpah pemuda. Mereka berjanji pada diri mereka sendiri untuk beresatu. Untuk membangun Indonesia dan untuk memerdekakan Indonesia. Itu telah dilakukan untuk kemerdekaan indonesia.

Lalu apa yang bisa kita berikan untuk orang-orang masa depan? Apa yang bisa kita lakukan saat ini? mementingkan diri sendiri? Atau malah terbius oleh perasaan senang belaka?

Indonesia kini sedang dalam keadaan getir. Indonesia
dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Generasi kita telah terancam oleh imperialisme barat. Dan, apakah kita masih bangga dengan apa yang bisa kita nikmati saat ini?
"Karena berjuang tak sebercanda itu" cetus Sudjiwo Tedjo